4 Kemalasan Kecil nabung uang yang Bikin Dompet Kosong


Arijapar.com
- Rasa malas sekilas memang manusiawi. Semua manusia kadang punya rasa malas. Malas untuk bangun pagi; malas untuk olah raga; hingga malas untuk sekadar menjawab telpon saat sedang liburan.
Dari sisi keuangan, ternyata rasa malas memiliki konsekuensi yang tidak kecil. Rasa malas bahkan bisa menimbulkan kerugian yang berlipat ganda dari sisi keuangan.
Bayangkan saja, jika Anda malas mengantri di ATM untuk membayar cicilan, lalu cicilanmu melewati jatuh tempo, Anda akan mengalami banyak kerugian. Kerugian paling sederhana, Anda akan terkena denda keterlambatan.
Kerugian lainnya, karena kamu malas membayar cicilan, credit scor kamu di bank akan jelek. Akibatnya berikutnya, kamu akan sulit mendapatkan pinjaman dari bank lagi jika suatu saat membutuhkan dana dari bank.
Jadi dari sisi keuangan, betapa banyak kerugian yang akan kamu derita jika kamu malas. Kerugian ini dimulai dari hal-hal kecil. Apa saja? Berikut ini 5 kemalasan kecil tapi bisa mengakibatkan kerugian besar buat kamu seperti dikutip dari halonoy.

1. Tidak mencatat tanggal jatuh tempo 
Setiap tagihan memiliki tanggal jatuh tempo. Itulah tanggal paling akhir kamu harus membayar cicilan. Di kartu kredit bahkan, sebaiknya kamu membayar cicilan dua hari sebelum tanggal jatuh tempo.
Malas mencatat tanggal jatuh tempo setiap tagihan akan berakibat sangat buruk bagi keuangan. Catat di buku saku atau di smartphone setiap tagihan, nominal, dan tanggal jatuh tempo. Dengan begini, kamu akan terhindar denda gara-gara hal sepele, yakni lupa mengingat tanggal jatuh tempo cicilan.
Biaya yang muncul akibat hal sepele ini cukup besar. Tagihan internet misalnya: denda keterlambatannya sebesar Rp 30 ribu sebulan.
Jika terjadi setiap bulan, dalam setahun kamu terkena denda hingga Rp 360 ribu. Ini hanya dari satu tagihan. Kalau kamu punya 4 tagihan, jumlahnya akan mencapai Rp 1,44 juta per tahun, sebuah biaya yang tidak kecil.

2. Malas Mengisi Uang Elektronik dalam Jumlah Cukup
Malas yang satu ini juga cukup berbahaya dari sisi keuangan. Maklum saat ini setiap mengisi ulang (top up) uang elektronik, nasabah akan terkena biaya sebesar Rp 2.000 (termasuk PPN sebesar Rp 182). Biaya ini antara lain muncul jika kamu mengisi ulang di loket Trans Jakarta.
Dalam sebulan, jika kamu melakukan isi ulang sebanyak 5 kali, karena malas mengisi uang elektronik dengan jumlah yang cukup, kamu akan terkena biaya Rp 10 ribu . Dalam satu tahun jumlah bisa mencapai Rp 120 ribu.
Sebab itu, isilah uang elektronikmu, termasuk tiket transportasi publik dengan jumlah yang cukup. Alokasikan untuk kebutuhan transaksi sebulan. Daripada kamu bolak balik mengisi uang elektronikmu dan terkena biaya top up yang cukup besar.
3. Malas Memakai Transportasi Umum
Kemalasan yang satu ini juga sangat besar dampaknya bagi kocek kamu. Jika kamu malas memakai transportasi umum, dan memilih kendaraan motor atau mobil pribadi, uang yang harus kamu keluarkan lebih besar.
Sebaliknya jika kamu lebih memilih memakai tranportasi umum, kamu akan menghemat hingga jutaan rupiah. Dan jika uang itu dikembangkan dalam instrumen investasi reksadana, bisa berkembangkan menjadi Rp 200 juta dalam sekian tahun.

4. Malas Membandingkan Sebelum Bertransaksi/Membeli
Sebelum kamu membeli sesuatu, lakukanlah perbandingan lebih dahulu. Dengan melakukan perbandingan, kamu akan tahu, apakah harga yang harus kamu bayar itu mahal, sesuai harga pasar, atau murah. Jika kamu langsung bertransaksi, sementara harganya terbilang mahal, kamu akan mengalami kerugian.

Prinsip ini berlaku untuk banyak hal. Termasuk di bidang keuangan. Jika kamu melakukan perbandingan terhadap kartu kredit atau kredit tanpa agunan yang akan kamu ajukan, akan menghemat hingga Rp 10 juta dengan mendapatkan kartu kredit yang tepat. Lengkapnya