Segala Tindakan Provokasi dan Politisasi SARA Akan Berhadapan dengan TNI:):):)
Segala tindakan provokasi dan politisasi SARA akan berhadapan dengan TNI.
"Sebagai alat negara, TNI tidak akan mentolerir gerakan-gerakan yang ingin memecah belah bangsa, mengadu domba bangsa dengan provokasi dan politisasi SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan)," ujar Gatot di Mako Grup I Kopassus, Serang, Banten, Minggu (30/10/2016). "TNI akan menjadi garda terdepan untuk menghadapi setiap kekuatan yang ingin mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa," ucap jenderal bintang empat itu.
Sementara berikut ini adalah cuplikan rilis berita kemarin juga, dengan judul “TNI Akan Menjaga Kebhinekaan”
Panglima TNI juga menegaskan, segala kekuatan yang dimiliki TNI akan dikerahkan untuk menjaga stabilitas nasional. TNI sebagai alat negara tidak akan mentolerir setiap gerakan-gerakan yang berupaya memecah belah persatuan dan mengadu domba bangsa. Segala tindakan provokasi dan politisasi SARA akan berhadapan dengan TNI. * Sudah sangat jelas dan tegas sikap negara, melalui TNI dan Panglima dalam menyikapi isue provokasi yang berkembang biak di media tentang “Demo BESAR 4 November” yang gencar disuarakan dan dihembuskan oleh kelompok-kelompok FPI, Wahabian, HTI, IM, FUI dan para pendukungnya. Intisari pesan singkat yang tersiratnya dapat kita suratkan sebagai berikut :
TNI tidak akan mentolelir pelaku gerakan provokasi dan politisasi SARA TNI tidak akan mentolelir pelaku gerakan yang memecah belah persatuan dan mengadu domba bangsa TNI menjadi garda terdepan pemukul kekuatan yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa dan negara TNI akan menjaga stabilitas nasional, yang tentu saja termasuk didalamnya menyangkut keamanan, ketertiban di masyarakat Itu adalah pesan yang sangat jelas dan gamblang tentunya, dan itu merupakan sikap negara.
Artinya, TNI dengan tegas memberi pesan kepada masyarakat umum, bahwa negara ada, dan negara menjamin dan melindungi ketenangan, kedamaian dan keamanan semua warga di negeri ini. Dan diharapkan masyarakat tidak perlu kuatir, cemas atau pun ketakutan. Semua akan baik-baik saja, dan semua diharapkan tenang serta beraktifitas dan bekerja seperti biasa.
Sekaligus ini adalah warning keras kepada sesiapa saja yang ingin mengganggu keselamatan dan ketenteraman rakyat dan warga masyarakat. Jika kalian mau coba-coba bermain “api”, maka bonus “saham” yang akan kalian bayar punya nilai “harga tunai mahal”. Sudah diniatkan bagi para pelaku dan tidak ada rasa takut ?
Bahkan sudah mengumumkan membuat “surat wasiat” bagi pesertanya ? Ya silahkan saja jika kalian ingin melakukan “uji nyali”, atau pingin meraih 1001 sayap bidadari. Paling banter yang perlu kalian siapkan hanyalah gundukan tanah, yang akan sejenis gundukan tanah Santoso (pelaku teroris). Hanya itu, saja. * Lantas dalam hal “demo” itu, pasukan TNI bisa dikatakan turun gelanggang kah ?! Jawabannya pendek saja… Tergantung !!! Tergantung apa ? Tergantung SIKON. --------------------------- Bukan si KONT**, Kalau kont yang pakai “**” itu adalah ranah dan wilayahnyanya otoritas Mbah Jati Kumoro, The King Of Huble ! ###Jat, ngarit sek Jat wedhuse luwe golekno suket ndisek :))) -------------------------
-- Secara aturan dan undang-undang, pengamanan dan menjaga ketertiban, dalam hal ini “aksi demo”, adalah wewenang dan domain Kepolisian RI. Itu sudah paten dan sahih. Dan seperti ditegaskan oleh Panglima TNI dalam cuplikan berita tersebut. Bahwa TNI adalah alat negara, TNI akan menjaga stabilitas nasional. Sebagai alat negara TNI tidak akan mentolerir setiap gerakan-gerakan yang berupaya memecah belah persatuan dan mengadu domba bangsa. Artinya apa ? TNI sudah pasti akan turun gelanggang menghadapinya, jika unsur-unsur tersebut diatas terjadi dan terpenuhi pada tindakan-tindakan “Aksi demo 4 Nov”. Jadi sudah sesuai dengan prosedur, SOP, dan undang-undang yang berlaku.